Buat yang di Jakarta, masih pada ingat nggak tanggal 23 Januari 2018 ada kejadian apa?
Waktu itu Jakarta digoyang gempa 6,4 skala richter. Yang lagi pada kerja di gedung tinggi atau ngopi2 di mal pasti ngerasain dan ikut panik juga dong.
"Aku lagi naik ojol di Kuningan dan liat orang-orang berlarian ke jalan," kisah seorang temen ke saya. Saat itu, ia melihat gedung-gedung yang berbaris di sepanjang Jalan Rasuna Said dengan perasaan was-was. "Miring. Kayak mau rubuh."
Menurut para ahli di BMKG, Jakarta memang mempunyai resiko gempa yang tinggi karena berada di zona tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Zona ini disebut zona Mega-Thrust... wah serem ya.
Sampai saat ini, gempa itu nggak bisa diprediksi kapan dan seberapa besarnya. Yang bisa dipresiksi ya kejadian akan berulang. Untungnya kita tetap bisa melakukan persiapan untuk memastikan keselamatan diri.
Contohnya, rumah di Srinaya Residence memiliki struktur fondasi, kolom, balok rumah kokoh dan bisa menahan gempa sampai skala tinggi. Simulasi gempa mega-thrust dilakukan sebagai bagian dari design struktur sipil semua rumah di Srinaya. Hal ini memastikan keamanan dan kenyamanan pemilik dan penghuni.
Dengan struktur yang kokoh kamu juga bisa mastiin rumah kamu di Srinaya bisa diwarisin ke anak cucu cicit lho... Wah jauh banget ya. Tapi boleh dong mulai mikirin masa depan.
Jadi jangan lupa ya, pastikan bahwa kamu yakin dengan struktur fondasi, kolom, balok rumah kamu bakalan aman bila terjadi gempa.